Tuesday, September 13, 2011

merokok tu gga baik


Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama baik di negara maju maupun di negara berkembang. Penelitian yang dilakukang para ahli memberikan bukti nyata terhadap bahaya merokok bagi kesehatan si perokok dan bahkan pada orang di sekitarnya yang terpapar asap tersebut secara tidak sengaja (perokok pasif), terutama anak.
Asap rokok merupakan penyebab terbesar polusi udara dalam ruangan.World Health Organization memperkirakan bahwa sekitar 3 juta kematian akibat polusi udara setiap 2,8 juta akibat polusi udara dalam ruangan (indoor) serta 0,2 juta lainnya akibat polusi udara luar ruangan (outdoor).The Environmental Protection Agency melaporkan bahwa asap rokk lingkungan membunuh 53.000 perokok pasif setiap tahun.
Resiko asap rokok tidak hanya terbatas pada si perokok. Perokok pasif seperti bayi dan anak yang secara kronik terpapar dalam uterus (janin) dan asap rokok lingkungan (Environmental Tobacco Smoke, ETS) mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit pernafasan, Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) dan masalah kesehatan lain yang mengakibatkan peningkatan angka rawat rumah sakit, dan ketidakhadiran di sekolah.
Asap rokok dikategorikan sebagai penyebab paling dominan polusi udara dalam ruangan tertutup. Pada ruangan tertutup asap terkumpul dengan konsentrasi yang bervariasi sesuai dengan jumlah perokok dalam ruangan, jenis rokok, jumlah rokok yang dihisap, volatility bahan-bahan yang dihisap, dan karakteristik dari ruangan seperti ukuran, ventilasi, temparatur dan kelembaban.
Meskipun paparan terhadap perokok aktif dan perokok pasif tidak sama, perokok pasif merupakan penghisap terbanyak hasil pembakaran tembakau. Lebih dari 4.000 bahan kimia telah diidentifikasi dalam asap rokok dan lebih dari 50 zat didalamnya telah teridentifikasi sebagai karsinogen (penyebab kanker) pada manusia dan hewan. Secara umum zat-zat tersebut dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat (partikel). Gas yang berbahaya bagi manusia adalah karbon monoksida, karbon dioksida, ammonia, nitrosamin, senyawa belerang, hidrokarbon, aldehit dan keton, sedangkan partikel yang berbahaya bagi manusia seperti nikotin dan tar.
Asap rokok lingkungan (ETS) terdiri asap arus utama (mainstream smoke, MS) dan asap arus samping (sidestream smoke, SS). Asap arus utama adalah asap yang dihisap dari batang rokok, disaring oleh paru-paru perokok dan dihembuskan ke udara. Di dalam tubuh si perokok MS meninggalkan sisa partikel-partikel di saluran nafas besar si paru-paru. Asap arus samping (SS) adalah asap yang beredar langsung ke udara yang berasal dari api yang menyala kecil di ujung rokok di antara dua hisapan. Lebih kurang 85% paparan perokok pasif diperoleh dari arus samping, sedangkan 15% sisanya berasal dari arus utama.
Konsentrasi kandungan kimia fisik di dalam MS dan SS secara kualitatif adalah sama tetapi berbeda secara kuantitatif. Partikel SS sangat mempunyai diameter yang lebih kecil daripada partikel MS, sehingga partikel SS sangat mungkin untuk tersimpan di dalam alveoli yang paling jauh dari paru-paru. Partikel yang lebih besar dari 5 mikron berpengaruh terhadap saluran nafas atas mulai dari hidung, sinus, faring sampai bronkus utama. Sedangkan partikel yang lebih kecil dan gas-gas iritan bergerak jauh ke bawah masuk ke percabangan bronkus dan alveoli.
Merokok di ruang tertutup akan meningkatkan konsentrasi partikel asap rokok sebagian di antaranya adalah toksik (beracun). Pengukuran dari EPA menunjukkan bahwa konsentrasi partikel di ruangan umum di mana terdapat perokok selalu lebih besar dari 24 jam standar kualitas udara EPA (260 mcg). Kehadiran perokok menyebabkan respirable particulatesRSP menjadi 3 hingga 12 kali lebih tinggi di dalam ruangan daripada di luar ruangan. Paparan asap rokok menyebabkan terjadinya efek patofisiologis seperti perubahan jalan nafas sentral dan perifer, perubahan sistem kekebalan tubuh.
Hasil studi penelitian epidemologi menunjukkan bukti yang kuat bahwa paparan asap rokok lingkungan terhadap anak berkaitan peningkatan jumlah penyakit saluran nafas bawah, eksaserbasi asma, dan SIDS. Paparan semasa kanak-kanak juga dapat menyebabkan pertumbuhan kanker semasa dewasa. Penelitian meta analisis yang dilakukan Strachan dan Cook menyimpulkan bahwa hubungan orang tua perokok dan penyakit saluran nafas bawah akut pada bayi sangat mungkin. Paparan asap rokok lingkungan (salah satu keluarga adalah perokok) setelah bayi lahir menyebabkan peningkatan resiko penyakit pernafasan akut pada anak. Juga terbukti ada hubungan antara orang tua perokok khususnya dengan penyakit saluran nafas bawah akut pada tahun kedua dan tahun ketiga kehidupan anak.
Suatu penelitian polusi udara pada anak sekolah dasar menunjukkan bahwa paparan asap rokok akan meningkatkan batuk malam hari,ngorok, infeksi pernafasan selama 2 tahun pertama kehidupan. Sedangkan anak-anak yang kedua orang tuanya merokok kejadian menderiata asma lebih tinggi. Data lain membuktikan bahwa ibu yang merokok selam hamil mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap penurunan fungsi baru bayinya daripada ibu yang merokok setelah melahirkan.
Bukti paparan asap merokok meningkatkan beratnya gejala pernafasan asma meningkat akhir-akhir ini. Bahwa paparan asap rokok meningkatkan gejala wheezing (tersengal-sengal) batuk, dahak serta sesak nafas, dikatakan bahwa gejala-gejala tersebut lebih berat pada anak dengan ibu perokok daripada anak dengan bapak perokok.
Perokok pasif merupakan salah satu resiko untuk terjadinya SIDS. Bayi yang terpapar dengan kadar asap rokok dari ibu yang merokok lebih 20 batang sehari akan mengalami perubahan struktur nafas di mana terjadi penebalan dinding saluran nafas yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas hebat dan mengakibatkan kematian mendadak.
Asap rokok memang membahayakan kesehatan baik bagi perokok maupun orang di sekitarnya. Paparan asap rokok lingkungan pada bayi dan anak perlu dihindari dan bayi diusahakan selalu berada dalam ruangan yang bebas asap rokok, dengan demikian kita akan mempunyai anak atau generasi yang sehat di masa mendatang.

No comments:

Post a Comment